As-Syifa Peduli Salurkan Bantuan Bagi Korban Terdampak Longsor Sumedang
Tim relawan As-Syifa Peduli, pada 1 Februari 2021, mengunjungi warga pengungsi terdampak longsor Sumedang di Rumah Susun (Rusunawa) milik Pemprov Jawa Barat di Rancaekek Bandung. Pasca musibah longsor 9 Januari 2021 lalu, sebanyak 10 keluarga pengungsi memutuskan untuk tinggal di Rusunawa tersebut. Setelah pihak berwenang memutuskan rumah tinggalnya harus dikosongkan untuk relokasi. Sementara, Sebagian warga lainnya masih bertahan di rumah sekitar lokasi longsor, meskipun masuk zona merah yang harus dikosongkan.
As-Syifa Peduli memutuskan untuk melanjutkan penyaluran donasi ke warga yang ada di Rusunawa, setelah sebelumnya membuka dapur umum di sekitar lokasi longsor. Sampai kemarin, sudah tersalurkan lebih dari 1000 porsi makanan siap saji bagi warga terdampak di sekitar lokasi. Dan selanjutnya, penyaluran donasi makanan difokuskan pada warga yang tinggal sementara di Rusunawa sampai kondisi perlengkapan dapur keluarga mereka kembali normal.
Selain bantuan berupa makanan siap saji, As-Syifa Peduli juga menyalurkan bantuan perlengkapan tidur berupa kasur lipat, selimut, dan bantal kepada warga pengungsi di Rusunawa. Adanya perlengkapan tidur, sangat membantu mereka yang selama ini tidur beralaskan tikar dan karpet.
Ibu Rukamah, 51 tahun, seorang warga pengungsi, menuturkan bagaimana mereka memutuskan pindah ke Rusunawa meski dengan perasaan berat hati. Ia dan keluarganya harus tinggal sementara di sana selama tiga sampai enam bulan. Karenanya, ia meminta dukungan moril dan materiil agar diberikan ketabahan menerima cobaan ini. Ia pun berpesan agar kondisi mental para pengungsi diperhatikan, terutama kalangan perempuan. Karena tidak sedikit warga yang mengalami trauma atas musibah yang terjadi. Terutama ketika harus mengosongkan rumah yang selama ini mereka bangun dengan susah payah.
Menyikapi kondisi tersebut, As-Syifa Peduli berencana akan menurunkan Tim Trauma Healing, untuk memberikan pendampingan pada warga pengungsi agar mereka pulih kembali secara psikis, membangun motivasi, hingga warga bisa beraktivitas kembali secara normal.
Pak Syamsul, warga yang tidak terdampak musibah, menjelaskan bahwa kebanyakan dari para pemilik rumah di sekitar lokasi longsor, termasuk ia sendiri merupakan para pensiunan pabrik yang sudah menempati rumah lebih dari duapuluh tahun, dengan cara mencicil sejak mereka bekerja. Sehingga, ketika harus direlokasi, banyak di antara mereka yang belum siap pindah dan menunggu kepastian dari pihak berwenang untuk kepastian rumah penggantinya.